Penyaliban Yesus



Penyaliban Yesus adalah sebuah peristiwa sejarah




Pada suatu malam minggu Deborah sedang berduaan dengan pacarnya yang beda iman.
Tiba-tiba sang pacar bertanya : “yank.. Apa kamu yakin kalau Yesus itu disalib..?”.
Deborah menjawab : “ya iya lah yank.. Dari dulu juga semua tau kalau Yesus disalib..”.
Si pacar pun menjelaskan : “dalam agamaku bukan Yesus yang disalib.. Tapi seseorang yang diserupakan..”. “Yesus itu Nabi dan Allah memberi derajat yang lebih kepada NabiNya.. Jadi tidak mungkin Allah akan membiarkan NabiNya dinistakan ataupun dilecehkan manusia yang tidak beriman...”
Sahut Deborah agak kesal : “kalau bukan Yesus terus siapa lagi...?!”.
Si pacar berkata : “Mungkin murid-muridnya Yesus tidak teliti waktu mencatatnya..”. “Sudahlah yank.. Ikutlah agamaku.. Agamaku sangat menghargai Yesus sebagaimana Allah menghargai para NabiNya ..”

Dua tahun berlalu dan mereka pun menikah ..
Dua tahun setelah menikah Deborah tidak lagi seorang kristen ...


Mengapa ada begitu banyak orang kristen yang dengan mudahnya melepaskan imannya ... ???

Karena BODOH ...
Tidak paham Firman Tuhan ... Serta tidak tau sejarah ...

Kali ini Penulis mengangkat pertanyaan : “Benarkah Yesus disalib...???”

Sebenarnya jika hanya untuk membuktikan apakah Yesus benar-benar disalib atau tidak, tidak perlu membuka dalil-dalil dari kitab suci agama apapun ...
Suatu peristiwa besar jika benar terjadi maka kemungkinan besar akan terekam dalam jejak sejarah. Metode pembuktian lewat sejarah ini berguna untuk menelusuri apakah suatu kisah adalah fakta atau Cuma dongeng. Seperti kita tahu Alkitab adalah juga kitab sejarah, maka kebenarannya pun dapat kita buktikan dari penelusuran sejarah.
Sejarah adalah FAKTA ...
FAKTA adalah KEBENARAN ...

Bukti-bukti penyaliban Yesus dalam sejarah ...
Berikut ini adalah rekamanan jejak peristiwa penyaliban Kristus dalam catatan sejarah :

Flavius Josephus seorang sejarawan Yahudi yang hidup sekitar tahun 37-100 Masehi, dalam bukunya “Antiquities of the Jews, Buku ke-18 Bab 3” :
Now there was ahout this time Jesus, a wise man; if it be lawful to call him a man; for he was a doer of wonderful works, and a teacher of such men as receive the truth with pleasure. He drew over to him both many of the Jews, and many of the Gentiles. He was the Christ. And when Pilate, at the suggestion of the principal men among us, had condemned him* to the cross, those that loved him at the first did not forsake him: for he appeared to them alive again, the third day; as the divine prophets had foretold these and ten thousand other wonderful things concerning him. And the tribe of Christians, so named from him, is not extinct at this day.
Kali ini tentang Yesus, seorang bijak; jika boleh menyebutnya seorang manusia; yang mana Dia adalah pelaku banyak sekali pekerjaan-pekerjaan ajaib, dan seorang Guru dari beberapa orang yang menerimanya sebagai Kebenaran dengan suka hati. Dia membuat orang banyak mengikutinya baik dari orang Yahudi maupun bangsa lain. Dia adalah Kristus. Dan ketika Pilatus, dengan saran dari para orang penting di pihak kami, telah menghukumnya di atas salib, semua yang mengasihi Dia sejak mula-mula tidak meninggalkannya : yang mana Dia menampakkan DiriNya hidup lagi, pada hari yang ketiga; sebagaimana Nabi-nabi Tuhan telah menubuatkan semuanya ini dan puluhan ribu hal-hal yang ajaib tentang Dia. Dan kaum Kristen, yang dari padaNYa nama mereka berasal, tidak punah hari ini.

Cornelius Tacitus adalah sejarawan Kekaisaran Romawi yang hidup sekitar tahun 56-120 Masehi, dalam bukunya “The Annals Buku ke-15 Paragraf 44”
Such indeed were the precautions of human wisdom. The next thing was to seek means of propitiating the gods, and recourse was had to the Sibylline books, by the direction of which prayers were offered to Vulcanus, Ceres, and Proserpina. Juno, too, was entreated by the matrons, first, in the Capitol, then on the nearest part of the coast, whence water was procured to sprinkle the fane and image of the goddess. And there were sacred banquets and nightly vigils celebrated by married women. But all human efforts, all the lavish gifts of the emperor, and the propitiations of the gods, did not banish the sinister belief that the conflagration was the result of an order. Consequently, to get rid of the report, Nero fastened the guilt and inflicted the most exquisite tortures on a class hated for their abominations, called Christians by the populace. Christus, from whom the name had its origin, suffered the extreme penalty during the reign of Tiberius at the hands of one of our procurators, Pontius Pilatus, and a most mischievous superstition, thus checked for the moment, again broke out not only in Judaea, the first source of the evil, but even in Rome, where all things hideous and shameful from every part of the world find their centre and become popular. Accordingly, an arrest was first made of all who pleaded guilty; then, upon their information, an immense multitude was convicted, not so much of the crime of firing the city, as of hatred against mankind. Mockery of every sort was added to their deaths. Covered with the skins of beasts, they were torn by dogs and perished, or were nailed to crosses, or were doomed to the flames and burnt, to serve as a nightly illumination, when daylight had expired. Nero offered his gardens for the spectacle, and was exhibiting a show in the circus, while he mingled with the people in the dress of a charioteer or stood aloft on a car. Hence, even for criminals who deserved extreme and exemplary punishment, there arose a feeling of compassion; for it was not, as it seemed, for the public good, but to glut one man's cruelty, that they were being destroyed.
Memang sepertinya adalah tindakan berhati-hati dari hikmat manusia. Hal berikutnya adalah untuk mencari cara berdamai dengan para dewa. Dan jalannya adalah harus melalui kitab sibilin (kitab petunjuk agama pagan), dengan mengarahkan doa untuk Vulcanus, Ceres, dan Proserpina. Juno juga, yang dimohonkan oleh para matron (perempuan pelayan kuil pagan), pertama di pusat kota, lalu di tepi dataran terdekat, yang mana air suci yang didapatkan dipercikkan kepada kuil dan gambar para dewi. Dan ada suatu perjamuan sakral serta acara berjaga malam (bergadang bersama sampai pagi) dirayakan oleh wanita yang sudah menikah. Tapi semua usaha manusia, semua hadiah mewah dari kaisar, dan pendamaian para dewa, tidaklah membuang keyakinan menakutkan bahwa kebakaran tersebut merupakan hasil dari perintah. Sebagai akibatnya, untuk menghindari laporan, Nero menyalahkan dan menjatuhkan siksaan luar biasa kepada sekelompok masyarakat yang sedang dibenci, yang disebut Kristen oleh masyarakat. Kristus, yang dari namaNya mereka dinamai, menderita hukuman ekstrim selama pemerintahan Tiberius di tangan salah satu prokurator (orang yang mendapat mandat sebagai penguasa teritorial tertentu) kita, Pontius Pilatus, dan cerita tidak masuk akal yang membuat rusuh, pecah tidak hanya di Yudea, dimana sumber asalnya, tapi bahkan sampai Roma, di mana semua hal mengerikan dan memalukan berpusat dan menjadi populer. Demikianlah, penangkapan diawali dengan orang-orang yang dipaksa mengaku bersalah; lalu, dari informasi mereka, ditangkaplah lebih banyak orang lagi, menuduhkan melakukan perbuatan kriminal yaitu membakar kota, dilakukannya layaknya orang yang membenci umat manusia. Ejekan demi ejekan menyertai kematian mereka. Dengan ditutupi kulit binatang buas (dituduhkan kejahatan seolah mereka adalah binatang), mereka dirobek-robek anjing-anjing sampai mati, atau dipaku di salib, atau dijadikan obor hiasan penerang malam yang baru habis terbakar saat siang. Nero bahkan menawarkan kebunnya untuk tempat tontonan semua itu, dan melakukan pertunjukan sirkus ementara ia berbaur dengan orang-orang berpakaian kusir atau berdiri diatas kereta kuda. Oleh karena itu, bahkan untuk para penjahat yang layak mendapat hukuman ekstrim, timbul perasaan sangat disayangkan; yang mana hal tersebut tidak seperti kelihatannya, yaitu untuk kebaikan publik, akan tetapi untuk memuaskan kekejaman seseorang sajalah mereka dibunuh.

Kedua text sejarah tersebut sebenarnya adalah bukti sekunder, atau bukti penunjang saja ...
Karena bukti primernya adalah tentu saja adalah Alkitab, karena ditulis oleh para saksi mata yaitu Para Rasul kita ...
Jadi artinya, kedua data sejarah tersebut membuktikan bahwa apa yang ditulis dalam Alkitab tentang Penyaliban Kristus adalah benar.
Oleh karena sejarah selalu berhubungan dan dapat dilacak melalui fakta sejarah yang lainnya.

Jadi ...
Apakah masih ragu bahwa Yesus benar-benar mati di kayu salib ... ???
Ataukah anda malah percaya bahwa bumi itu datar seperti piring ... ?!?



Populer

Terbaru

Recent Posts Widget

Baca Juga

Arsip