Allah vs Yahweh



Benarkah Orang Kristen tidak boleh menyebut Allah dan harus menggantinya dengan Yahweh




Suatu ketika terjadilah suatu insiden dalam ibadah persekutuan pemuda di sebuah gereja. Pada waktu itu salah satu pemuda, sebut saja Lukas sedang tampil sebagai seorang pembicara, sedang mengangkat tema “Allah adalah kasih”.
Tiba-tiba ada yang langsung menyanggah, sebut saja Moses berkata : “bukan Allah ... Tapi Yahweh ... Allah bukan Tuhan orang kristen ... ”.
Lukas pun kebingungan dan berkata : “tapi ini Alkitab yang bilang loh ... ”.
Sahut Moses : “itu Alkitab salah terjemahan ... Pakai ini punya saya ...!”.
Singkat kata situasi pun memanas, kelompok pemuda tersebut terbelah menjadi dua kubu.
Kubu Lukas pun akhirnya agak merendah dan berkata : “Ya sudahlah, masalah ini kita bahas lain waktu bersama pak gembala... Yang penting kita sama-sama menyembah Bapa dalam nama Yesus ...”.
Akan tetapi kubu Moses masih ngotot, dan menyahut : “bukan Yesus ... Tapi Yeshua ... Ini pakai Alkitab saya ...! Buang Alkitabmu ...!”.
Situasi pun makin memanas dan tidak dapat ditahan lagi, akhirnya pecahlah kelompok pemuda tersebut.
Masalah inipun sampai dibahas di sidang majelis gereja. Ironisnya ternyata dalam sidang majelis pun terbelah juga jadi dua kubu, antara pengagung Yahweh dan Yeshua, dan yang tetap memakai kata Allah dan Yesus. Akhirnya meski dalam satu gereja akan tetapi ada perbedaan ajaran dan golongan. Gembala pun menasihati : “yang penting cari Tuhan ...”.


Cerita ilustrasi diatas adalah gambaran situasi kondisi real gereja-gereja sekarang yang sedang marak timbul kontroversi penggunaan kata “Allah”. Sungguh ironis hal ini membuat banyak gereja terpecah-belah dan banyak pula yang membentuk aliran-aliran baru.

Sebenarnya ada apa dengan kata “Allah” ... ???
Apakah salah terjemahan ?
Apakah Allah bukan Tuhan orang Kristen ?
Ada apa juga dengan Yesus ... ???
Apakah harus Yahweh dan Yeshua?

Penulis menyayangkan kenapa banyak orang kristen mudah terbawa oleh rupa-rupa angin pengajaran ...

Kunci untuk memahami problematika ini adalah : bahasa, konteks, tradisi dan sejarah ...

Dari Segi Bahasa Dan Konteks

Mari kita bandingkan Alkitab terjemahan Indonesia dengan text asli ...!!!

 Kejadian 1:1
בְּרֵאשִׁית בָּרָא אֱלֹהִים אֵת הַשָּׁמַיִם וְאֵת הָאָרֶץ:
في البدء خلق الله السموات والارض.
Εν αρχη εποιησεν ο θεος τον ουρανον και την γην.
Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.

Pada konteks Esensi atau Dzat, serta Hyphostasis maka ditulis אֱלֹהִים (Elohim) ...
Demikianlah saat diterjemahkan ke dalam bahasa Arab akan menjadi الله (Allah) ...
Saat diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani menjadi Θεος (Theos) ...
Dan saat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Allah ...
Nah sampai disini akan mudah memahaminya ...
( Jika tidak mengeraskan hati )
Mari lanjut ... !!!

Keluaran 6:3
וָאֵרָא אֶל-אַבְרָהָם אֶל-יִצְחָק וְאֶל-יַעֲקֹב בְּאֵל שַׁדָּי וּשְׁמִי יְהוָה לֹא נוֺדַעְתִּי לָהֶם:
وانا ظهرت لابراهيم واسحق ويعقوب باني الاله القادر على كل شيء.واما باسمي يهوه فلم أعرف عندهم.
Και ωφθην προς αβρααμ και ισαακ και ιακωβ θεος ων αυτων και το ονομα μου κυριος ουκ εδηλωσα αυτοις
Aku telah menampakkan diri kepada Abraham, Ishak dan Yakub sebagai Allah Yang Mahakuasa, tetapi dengan nama-Ku TUHAN Aku belum menyatakan diri

Ketika pada konteks Nama Diri, Entitas ataupun KuasaNya maka ditulis יְהוָה (YHWH) ...
Menurut tanda baca maka seharusnya dilafalkan Yehwah / Yehuwah dan bukan Yahweh.
Ketika diterjemahkan dalam bahasa Arab maka menjadi يهوه (Yahuwah) ...
Saat ditulis dalam kitab Septuaginta menjadi Κυριος (Kurios) ...
Dalam bahasa Indonesia menjadi (TUHAN) ...

Segi Tradisi

Permasalahannya kenapa dengan terjemahan Septuaginta dan bahasa Indonesia..? Kenapa tidak melafalkan NamaNya tapi mengganti dengan kata sebutan lain yaitu “Kurios” dan “TUHAN”..?
Sebenarnya dari Septuaginta justru dapat dilacak bahwa sejak dahulu orang Yahudi tidak pernah berani melafalkan Tetragrammaton (יְהוָה / YHWH) ..
Bagi mereka melafalkannya adalah tabu, karena mereka diajarkan sejak jaman Musa bahwa tidak boleh menyebut Nama יְהוָה / YHWH dengan sembarangan.
Maka mereka mengganti dengan kata אֲדֹנִי / Adonai ...
Oleh karena itu Septuaginta menggantinya dengan kata kurios. Kata “Adonai dan Kurios” memiliki makna yang sama yakni “Tu(h)an” dalam bahasa Indonesia atau “Lord” dalam bahasa Inggris.
Jadi penulisan kata Κυριος sebagai pengganti transliterasi untuk יְהוָה adalah karena mewarisi tradisi bangsa Yahudi yang tidak boleh melafalkannya ...

Segi Sejarah

Penggunaan kata “Allah” sudah umum di jazirah Arab bahkan sebelum adanya Islam, hal ini bisa ditelusuri melalui bukti arkeologi yang berupa inskripsi berikut :
Orang-orang Kristen pun telah menggunakan kata “Allah”, hal ini bisa terlacak dari jejak sejarah dari bukti sebuah inskripsi berikut :

Jadi kesimpulan dari semuanya ini adalah sangat mengada-ada jika memaksa mengunakan kembali Nama Hebraika dari Tuhan. Bahasa bukanlah akidah, meskipun sangat penting juga untuk memahaminya supaya kita juga tidak kehilangan makna dan konteks aslinya. Bahasa adalah alat Tuhan untuk mewartakan pewahyuan, termasuk Injil Suci. Jadi Allah bisa memakai bahasa apa saja untuk memberitakan Kabar Keselamatan.
Perlu diingat bahwa kitab Perjanjian Baru hampir semuanya ditulis dalam bahasa Yunani (kecuali Injil Matius), dan tidak ada satu pun tertulis kata יְהוָה ...
Para Rasul telah menterjemahkannya menjadi Θεος (Theos) ...
Jadi tidak perlu lagi meributkan bahkan memaksa menggunakan kembali Nama יְהוָה , אֱלֹהִים , אֲדֹנִי ...

Yohanes 17:12
Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci.
Dari ayat tersebut diatas, siapakah sekarang yang menyandang Nama TUHAN (יְהוָה / YHWH) ...???
Tentu saja Yesus ... !!!

Yesus atau Yeshua ...?
Yohanes 20:31
Ταυτα δε γεγραπται ινα πιστευσητε οτι ιησους εστιν ο χριστος ο υιος του θεου και ινα πιστευοντες ζωην εχητε εν τω ονοματι αυτου
tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.
واما هذه فقد كتبت لتؤمنوا ان يسوع هو المسيح ابن الله ولكي تكون لكم اذا آمنتم حياة باسمه
ואלה נכתבו למען תאמינו כי ישוע הוא המשיח בן-אלהים ולמען יהיו לכם חיים בשמו באמונתכם:

Yesus = Ιησους = يسوع = ישוע
Semua adalah sama ... Hanya beda bahasa ...
Tidak perlu mengada-ada harus ישוע ...
Jika berbahasa Indonesia pakailah “Yesus”
Orang Arab tentu menggunakan kata “يسوع
Para Rahib Gunung Athos yang kebanyakan orang Yunani dan berbahasa Yunani tentu menyebut “Ιησους
Orang Yahudi Kristen tentu saja menggunakan kata “ישוע
Pakailah bahasa dengan baik dan benar ... !!!

Kesimpulan diakhiri dengan ayat penutup :
Kisah Para Rasul 4:12
Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."




Populer

Terbaru

Recent Posts Widget

Baca Juga

Arsip